Pengertian dari masa pubertas

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas curahan rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan waktu yang di harapkan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam penyajian makalah ini. Terutama kepada dosen bidang study yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan ketentuan dan arahan dari beliau.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang di harapkan.

Bandung, 30 November 2013

                                         Penyusun






Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1.    Latar Belakang
1.2.    Rumusan Masalah
1.3.    Tujuan
Bab II Masa Pubertas
2.1.    Pengertian Masa Pubertas
2.2.    Ciri-Ciri Pubertas
2.3.    Perubahan Tubuh pada Masa Puber
2.4.    Akibat Perubahan pada Masa Puber
Bab III Masa Remaja
3.1.    Pengertian Remaja
3.2.    Ciri-ciri Masa Remaja
3.3.    Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
3.4.    Perubahan Kepribadian
3.5.    Tanda Bahaya Yang Umum Dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Remaja
BAB IV
Penutup
4.1.    Kesimpulan
Daftar Pustaka



Bab I
Pendahuluan

1.1.     Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena  mereka  telah  memiliki keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  kalau  terarah  dengan baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa tanggungjawab,  tetapi kalau  tidak  terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.

Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual. Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu. Sedangkan perilaku sosioemosianal merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan emosi remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan sosialnya. Dan perilaku seksual yakni suatu perilaku yang berkaitan erat dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku tersebut tentunya berkaitan erat dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut merupakan masa tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.

Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini,  dikenal  adanya  pubertas  dini  pada  remaja.  Penyebab  pubertas  dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon  estrogen.  Hormon  ini  diketahui  sangat  berperan  dalam  mengatur perkembangan seks wanita.

Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.

1.2.     Rumusan Masalah 

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.2.1.              Apa pengertian dari masa pubertas?
1.2.2.              Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.3.              Bagaimana perubahan tubuh pada masa puber?
1.2.4.              Apa pengertian dari masa remaja?
1.2.5.              Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.6.              Bagaimana tugas perkembangan pada masa remaja?
1.2.7.              Bagaimana perubahan kepribadian?
1.3.     Tujuan
1.3.1.                  Bisa menjelaskan pengertian dari masa pubertas
1.3.2.                  Mengetahui ciri-ciri dari pubertas
1.3.3.                  Mengetahui perubahan tubuh pada masa puber
1.3.4.                  Bisa menjelaskan pengertian dari masa remaja
1.3.5.                  Mengetahui ciri-ciri dari masa remaja
1.3.6.                  Mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja
1.3.7.                  Mengetahui perubahan kepribadian yang terjadi pada masa remaja

Bab II
Masa Pubertas


2.1.     Pengertian Masa Pubertas
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”. [1] Pubertas  adalah  masa  ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  fisik, psikis,  dan  pematangan  fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidupan  kita biasanya dimulai  saat berumur delapan hingga  sepuluh  tahun dan berakhir  lebih kurang  di  usia  15  hingga  16  tahun.  Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. [2]
Pada  saat  seorang  anak memasuki masa  pubertas  yang  ditandai  dengan menstruasi  pertama  pada  remaja  putri  atau  pun  perubahan  suara  pada  remaja putra,  secara  biologis  dia  mengalami  perubahan  yang  sangat  besar.    Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua  jenis  hormon  (gonadotrophins  atau  gonadotrophic  hormones)  yang berhubungan  dengan  pertumbuhan,  yaitu:  1)  Follicle-Stimulating  Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).  Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang  pertumbuhan  estrogen  dan  progesterone:  dua  jenis  hormon kewanitaan.    Pada  anak  lelaki,  Luteinizing  Hormone  yang  juga  dinamakan Interstitial-Cell  Stimulating  Hormone  (ICSH)  merangsang  pertumbuhan testosterone.      Pertumbuhan  secara  cepat  dari  hormon-hormon  tersebut  di  atas merubah  sistem  biologis  seorang  anak.  Anak  perempuan  akan  mendapat menstruasi,  sebagai pertanda bahwa  sistem  reproduksinya  sudah aktif. Selain  itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.  Anak lelaki mulai  memperlihatkan  perubahan  dalam  suara,  otot,  dan  fisik  lainnya  yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone.   Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas. [3]
2.2.     Ciri-Ciri Pubertas
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahapan-tahapan lain dalam rentang kehidupan. Yang terpenting diantaranya dibahas berikut ini:
2.2.1.          Periode tumpang tindih
Masa puber harus dianggap periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “remaja atau remaja muda”.
2.2.2.          Periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar 2-4 tahun. Anak yang mengalami masa puber selama 2 tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan yang memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “lambat matang”. Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok pada setiap kelompok.
2.2.3.          Puber dibagi dalam tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupkan periode yang singkat dalam rentan kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap prapuber, tahap puber, dan tahap pascapuber.
a)      Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber atau pematangan, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
b)      Tahap puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria kematangan seksual muncul –haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja (atau tahap matang), ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
c)      Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik, dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.




2.2.4.          Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat
Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua periode dalam rentang kehidupan yang ditandai oleh pertumbuhan pesat dan perubahan mencolok dalam proporsi tubuh. Periode yang lain adalah masa pranatal dan pertengahan pertama dari tahun kehidupan pertama. Biasanya periode ini disebut sebagai “bayi tumbuh pesat”.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa puber pada umunya disebut sebagai “remaja tumbuh pesat”. Karena agak mendahului atau terjadi bersamaan dengan perubahan-perubahan masa lainnya. Tumbuh pesat ini berlangsung 1 atau 2 tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang dan berlangsung terus selama 6 bulan sampai setahun kemudian. Jadi seluruh periode tumbuh pesat berlangsung hampir selama 3 tahun, sedikit lebih lama dari periode “bayi tumbuh pesat” yang berlangsung kurang dari satu setengah tahun.

2.2.5.          Masa puber merupakan masa negatif

Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukan periode yang berlangsung singkat; negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.

Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti bahwa perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih menonjol pada anak perempuan daripada anak laki-laki.

2.2.6.          Pubertas terjadi pada berbagai usia

Pubertas dapat terjadi setiap saat antara usia 5/6 dan 19 tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuan dalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada 13 tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu untuk menyelsaikan proses perubahan masa puber. Ini berkisar rata-rata antara 2-4 tahun, sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak laki-laki.
Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan anak perempuan. Perbedaan dalam saat dimulainya masa puber inilah yang menjadikan periode ini merupakan salah satu periode yang sangat sulit sekalipun periode ini sangat singkat.  [4]

2.3.     Perubahan Tubuh pada Masa Puber

Anak Laki-laki    Anak Perempuan

2.1.Perubahan ukuran tubuh
Perubahan tinggi tubuh dari usia 12,8 tahun sampai 15,3 tahun. Puncaknya pada 14 tahun.    Dua tahun sebelum haid dan setahun setelah haid. Berhenti sekitar 18 tahun.

2.2.Ciri-ciri Seks Primer 

Gonad atau testes yang terletak dalam scrotum pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua tahun, setelah itu pertumbuhan menurun; testes sudah berkembang penuh pada usia 20/21 tahun.     •    Berat uterus anak usia sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam belas rata-rata  beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.
•    Datangnya haid yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai menopuse, pada akhir empat puluhan  atau awal lima puluhan tahun.
2.3.Ciri-ciri Seks Sekunder
•         Rambut
Rambut kemaluan timbul sekitar setahun setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai demikian pula rambut tubuh.
•         Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.
•         Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan jerawat.
•         Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu.
•         Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun, volume meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.
•         Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil disekitar kelenjar susu pria timbul sekitar usia 12 dan 14 tahun. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan kemudia menurun baik jumlahnya maupun besarnya.     •      Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat, akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
•      Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
•      Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
•      Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
•      Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
•      Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungaki kaki.
•      Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.

2.4.     Akibat Perubahan pada Masa Puber
a.       Ingin menyendiri
Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks melalui mastrubarsi. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain.
b.      Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umunya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun.
c.       Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
d.      Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menantang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan.




e.       Emosi yang Meninggi
Kemurungan, merajuk, redakan amarah, dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid.
f.       Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan, karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan teman-temanya.
g.      Terlalu Sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya, karena takut orang lain akan memeperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.

Bab III
Masa Remaja


3.1.     Pengertian Remaja
Perkembangan  kognitif  remaja,  dalam  pandangan  Jean  Piaget  (seorang ahli  perkembangan  kognitif)  merupakan  periode  terakhir  dan  tertinggi  dalam tahap pertumbuhan operasi  formal  (period of  formal operations).     Pada periode ini,  idealnya  para  remaja  sudah  memiliki  pola  pikir  sendiri  dalam  usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.  Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian  rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan  banyak  alternatif  pemecahan  masalah  beserta  kemungkinan akibat  atau  hasilnya.    Kapasitas  berpikir  secara  logis  dan  abstrak  mereka berkembang  sehingga  mereka  mampu  berpikir  multi-dimensi  seperti  ilmuwan.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh  menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. [5]
3.2.     Ciri-ciri Masa Remaja
3.2.1.      Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.


3.2.2.      Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa, dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
3.2.3.      Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Meningginya emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola perilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivelen terhadap setiap perubahan.
3.2.4.      Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
3.2.5.      Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?...Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
3.2.6.      Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan strereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
3.2.7.      Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
3.2.8.      Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. [6]


Ciri-ciri Khusus Masa Remaja : [7]
  Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
  Emosinya yang tidak stabil
  Perkembangan seksual sangat menonjol
  Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
  Terikat erat dengan kelompoknya
3.3. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
  Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
  Mencapai peran sosial pria dan wanita
  Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
  Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
  Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
  Mempersiapkan karier ekonomi
  Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
  Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis [8]
3.4. Perubahan Kepribadian
Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri. Beberapa di antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologis yang terjadi selama masa remaja. Yang terpenting di antaranya sebagai berikut:



3.4.1.      Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
3.4.2.      Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3.4.3.      Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
3.4.4.      Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
3.4.5.      Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
3.4.6.      Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
3.4.7.      Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
3.4.8.      Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dari reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik. [9]
3.5. Tanda Bahaya Yang Umum Dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Remaja
  Tidak bertanggung jawab, tampak dalam perilaku mengabaikan pelajaran, misalnya, untuk bersenang-senang dan mendapatkan dukungan sosial.
  Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
  Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok.
  Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
  Perasaan menyerah
  Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
  Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan diperhatikan
  Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi proyeksi, berkhayal, dan memindahkan.

BAB IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
Pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri masa puber yaitu periode yang tumpang tindih, periode yang singkat, dibagi dalam tahap-tahap, merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, merupakan fase negatif. Dimana ini semua di tandai dengan perubahan seks primer (berkembangnya gonad dan kelenjar pituitary pada organ-organ seks), biasanya tanda bagi perempuan adalah haid sedangkan bagi laki-laki adalah mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks sekunder (tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada kulit, kelenjar, otot, suara, payudara, dll). Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yaitu, ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana.
Sedangkan pengertian remaja secara Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Ciri ciri dari remaja yaitu, merupakan periode yang penting, sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia bermasalah, sebagai masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik, dan ambang masa dewasa. Kemudian kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu, usia kematangan, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas, dan cita cita. Remaja merupakan masa peralihan menuju kamatangan sebelum dewasa.

Daftar pustaka

________________________________________
Elizabeth, B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Maria. U. Kenakalan remaja. 2009. Available from : URL:http://www.damandiri.or.id.
Noviasari, E., Saputri, K. N., Masrurroh, I. N. Mata Pelajaran Pendidikan Reproduksi Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari Tindak Aborsi Akibat Free Seks. 2010. Available from : URL:http://kemahasiswaan.um.ac.id
Putri, R. L., Hadi, C. Bagaimana Lebih Memahami Seorang Diri Remaja ; Available from  URL:http://fpsi.unair.ac.id


________________________________________
 [1] Elizabeth, B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, hlm. 184
 [2] Maria. U. Kenakalan remaja. 2009. Available from : URL:http://www.damandiri.or.id.
 [3] Noviasari, E., Saputri, K. N., Masrurroh, I. N. Mata Pelajaran Pendidikan Reproduksi Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari Tindak Aborsi Akibat Free Seks. 2010. Available from : URL:http://kemahasiswaan.um.ac.id
 [4] Elizabeth B. Hurlock, op.cit; hlm. 184-185
 [5]  Ibid; hlm. 206
 [6] Ibid; hlm. 207-209
 [7] Putri, R. L., Hadi, C. Bagaimana Lebih Memahami Seorang Diri Remaja ; Available from  URL:http://fpsi.unair.ac.id

 [8]  Op cit; hlm 10
 [9] Ibid; hlm. 235

Tanggung Jawab Orangtua Terhadap anak menurut konsep al-Qur'an

•    Klasik
•    Kartu Lipat
•    Majalah
•    Mozaik
•    Bilah Sisi
•    Cuplikan
•    Kronologis
1.   
Jan
9


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
    Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt  yang harus di pertanggung-jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya.Diantaranya bertanggung jawab dalam pendidikan,kesehatan,kasih sayang,perlindungan yang baik,dan berbagai aspek  lainnya.
Pendidikan perlu dilihat sebagai suatu proses yang berterusan,berkembang,dan serentak dengan perkembangan individu seorang anak yang mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.Dengan kemahiran yang diperolehnya  anak akan mengaplikasikannya dalam konteks yang bermacam-macam dalam hidup kesehariannya di saat itu ataupun sebagai persiapan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.
Menurut perspektif Islam,pendidikan anak adalah proses  mendidik,mengasuh,dan melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orang tua sebagai tanggung jawabnya terhadap anak dengan berlandaskan nilai baik dan terpuji bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.Bahkan dalam Islam sistem pendidikan keluarga ini dipandang sebagai penentu masa depan anak.Sampai-sampai di ibaratkan bahwa surga neraka anak tergantung terhadap orang tuanya.1Maksudnya adalah untuk melahirkan anak yang menjadi generasi insan yang rabbani yang beriman,bertaqwa,dan beramal shaleh adalah tanggungjawab orangtua.
Anak-anak diperingkat awal usianya,mereka di bentuk dan di didik sejak dari awal.Islam dan barat mempunyai perspektif yang sama dalam hal ini.Apa yang membedakannya ialah Islam menekankan pembentukan dasar (ketauhidan) seorang anak bukan hanya kelakuan fisikal dan intelektualnya saja,tetapi pemantapan akhlak juga perlu diterapkan seiring dengan penerapan keimanan di dalam ruh dan jiwa anak.Kalau suatu informasi yang diterima oleh seorang anak itu hanya diatas pengetahuan tanpa adanya penanaman aqidah dan pemantapan akhlak akibatnya generasi yang dihasilkan mungkin bijaksana dan tinggi tahap perkembangan intelektualnya tetapi dari aspek-aspek yang lain (aqidah dan akhlaknya) ia pincang dan tiada keseimbangan.

Dalam Islam orangtua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,yaitu keimanan kepada Allah Swt.Fitrah ini merupakan kerangka dasar  operasional dari proses penciptaan manusia.Di dalamnya terkandung kekuatan potensial  untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan penciptaannya.Konsep dasar keimanan ini telah digambarkan dalam Al-Qur’an ketika Luqmanul Hakim memberikan pendidikan dasar terhadap anaknya.
Anak merupakan amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orangtua,anak juga buah hati,anak juga cahaya mata,tumpuan harapan serta kebanggaan keluarga.Anak adalah generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan  dapat membawa kemajuan dimasa mendatang.Anak juga merupakan ujian bagi setiap orangtua sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Anfal ayat 28 yang berbunyi :
    وَاعْلَمُواأَنَّمَاأَمْوَالُكُمْ أَوْلَادُكُمْوَفِتْنَةأَنَّوَهُعِندَ اللَّهَ أَجْرٌعَظِيمٌ    
Artinya :”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.” (QS.al-Anfal ayat 28).
             Ayat tersebut diatas,menjelaskan salah satu ujian yang diberikan Allah kepada orang tua adalah anak-anak mereka.Itulah sebabnya setiap orangtua hendaklah benar-benar bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan Allah Swt sekaligus menjadi batu ujian yang harus dijalankan.Jika anak yang di didik mengikuti ajaran Islam maka orangtua akan memperoleh ganjaran pahala yang besar dari hasil ketaatan mereka.
           Namun,fenomena yang ada menunjukkan masih banyak orangtua yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.Masih banyak anak-anak yang tidak memperoleh haknya dari orangtua mereka seperti;hak mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang,hak memperoleh pendidikan yang baik dan benar,hak menerima nafkah yang halal dan baik,dan sebagainya.
               Di beberapa sudut kota Medan,penulis melihat masih banyak anak-anak yang terlantar,tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya secara wajar,tidak memperoleh perlindungan dan tempat tinggal yang layak bahkan banyak anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan menjadi gepeng (gelandangan pengemis) karena di telantarkan orangtuanya.Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal Islam datang dengan konsep ajaran yang begitu mulia memperhatikan hak setiap individu,termasuk anak-anak. Penulis berharap tulisan yang mengangkat konsep tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan  anak menurut Al-Qur’an ini menjadi suatu pencerahan kepada semua pembaca,untuk mengingatkan setiap orangtua di lingkungan kita agar terus bertanggung jawab kepada anak-anaknya.
            Jumlah anak terlantar semakin tahun terus meningkat.Padahal mereka seharusnya mendapatkan kebutuhan hidupnya,baik makanan dengan gizi yang cukup,pemeliharaan kesehatan,pakaian,curahan kasih sayang,perlindungan,bimbingan,dan pendidikan karena si anak harus mendapatkan perhatian khusus dan di berikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar,baik secara jasmani,rohani,maupun sosialnya.
    Di Indonesia di perkirakan jumlah anak terlantar sekitar 3,5 juta jiwa.Inipun terbatas pada kelompok anak-anak yatim-piatu dimana dari jumlah itupun sedikit diantara mereka yang terjangkau pelayanan sosial (Irwanto,dkk 1998).Di tahun 2007,jumlah anak terlantar yang ada semakin meningkat lagi karena semenjak situasi krisis mulai merambah ke berbagai wilayah,maka sejak itu pula kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara wajar sering kali menjadi terganggu.
    Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orangtuanya melalaikan tanggung jawabnya sebagai kewajiban terhadap anak-anaknya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar,baik secara jasmani maupun sosial (UU No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak).
    Idealnya,semakin dini pendidikan,pembinaan,dan pengarahan yang diberikan terhadap anak,akan semakin berarti bagi kematangan dan kesiapannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sedang dan akan dihadapinya.Tentunya tidak dilakukan begitu saja atau dipaksakan secara cepat kepada anak.Pembekalan ini harus disampaikan dengan penuh kasih sayang,menyenangkan,penuh kesabaran, ketekunan, serta penuh keuletan.Selain itu disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak.
      Usia dini merupakan periode sumber bagi perkembangan otak dengan segala stimulasi rangsangan otak.Bahkan setelah mengikuti perkembangan anak-anak,Dr.Manrique melihat nilai kecerdasan anak yang menerima stimulasi sehingga 6 tahun terus semakin kuat,sehingga semakin melebar kesenjangan kecerdasannya dibandingkan teman-teman sebayanya.
     Interaksi pendidikan terhadap anak dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat.Keluarga adalah sebagai lingkungan pertama dan utama.7 Sebab,keluarga tempat anak dipelihara,diasuh,di didik,dibimbing dengan pembiasaan dan latihan.Orangtua harus memahami perkembangan anak.Sebab,anak belajar secara alami dari orangtuanya dan orang-orang yang berinteraksi dengannya.Peran Orangtua sangat dibutuhkan,yaitu bagaimana orang tua memotivasi dan memacu potensi anak agar tidak menjadi rendah diri dan dapat berkembang baik sebab mereka punya potensi untuk tumbuh kreatif,cerdas,dan bertauhid.
      Nilai budaya dan apapun yang diperoleh anak dari keluarga akan menjadi dasar dan dikembangkan pada kehidupan selanjutnya.8Perilaku orangtua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya.Sehingga orangtua hendaknya selalu selektif dalam memilih dan mengembangkan sikap pro-aktif dalam perkembangan anaknya.Dalam pola asuh pro-aktif ini orangtua dituntut untuk berfikir     dan berinisiatif dalam melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu perkembangan anaknya.
    Jelaslah sudah bahwa orangtua tidak bisa menghindarkan diri sebagai pemikul utama dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya.Ini adalah tugas keluarga,lembaga pra sekolah,dan sekolah hanya berperan sebagai patner pembantu.

B.Rumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,ada beberapa rumusan yang ingin disampaikan dan dikaji dalam penelitian ini,berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan tentang tanggung jawab,yaitu:
1.     Bagaimana pandangan Al-Qur’an tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
2.     Bagaimana tanggung jawab terhadap diri sendiri (tanggung jawab individu).
3.     Bagaimana tanggung jawab terhadap keluarga (tanggung jawab orangtua kepada anak,anak kepada orangtua,istri kepada suami,suami kepada istri).
4.     Bagaimana tanggung jawab  terhadap masyarrakat.
5.      Apakah akibat yang akan diterima apabila manusia melalaikan tanggung jawabnya di hadapan Allah Swt.
    Kerangka pokok penelitian ini mengacu pada upaya memahami fenomena sosial tentang tanggung jawab menurut konsep Islam yang mengacu kepada ayat-ayat al-Qur’an.Penelitian ini dapat ditegaskan mengarah kepada bentuk penelitian sosial dan pendidikan untuk mengidentifikasi-kan problema keluarga muslim sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah tanggung jawab orangtua dalam keluarga.
C.Tujuan Penelitian
    Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang jelas bagaimana sebenarnya tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak menurut konsep Al-Qur’an.Tujuan tersebut adalah:
1.      Memperoleh keterangan yang jelas bagaimana konsep Al-Qur’an tentang tanggung jawab orangtua.
2.      Untuk mendapatkan keterangan yang jelas apa saja yang menjadi tanggung jawab orangtua terhadap anaknya.
3.      Untuk memperoleh data yang jelas tentang tanggung jawab individu,keluarga dan masyarakat.
4.      Untuk mendapat keterangan yang jelas hal-hal apa saja yang termasuk kedalam tanggung jawab individu,keluarga,dan masyarakat.
5.      Untuk memperoleh keterangan yang jelas akibat yang diterima apabila meninggalkan tanggung jawab menurut konsep al-Qur’an.
D.Kegunaan Penelitian 
    Setelah penelitian dilaksanakan maka hasilnya diharapkan dapat berguna :
1.      Untuk mencari kebenaran ilmiah dari problematika tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak.
2.      Agar dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penulis dan para pembaca naskah ini,apa saja faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat bagi orangtua dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak.
3.      Untuk menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam meneliti masalah yang sama.
4.      Agar mendapatkan informasi yang berguna dalam meningkatkan kesadaran orangtua  untuk melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak sesuai tuntunan Al-Qur’an.
E.Kajian Terdahulu
    Dalam beberapa diteratur yang sudah penulis baca diantaranya,Falsafah Pendidikan Islam,Anak Sholeh Dambaan Keluarga,KB.Dalam Perspektif Islam,dan lain-lain.Bahwa orangtua bertanggung jawab terhadap anak-anaknya meliputi : Pendidikan,tempat tinggal, kasih sayang,jaminan kesehatan jasmani dan rohani,serta pemberian makanan yang halal dan baik.
    Orangtua bertanggung jawab kepada anak-anaknya,karena anak adalah amanah Allah Swt yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.Kewajiban ini harus dilakukan sejak anak dalam kandungan sampai tutup usia.Hanya dalam bebrapa hal,seperti tempat tinggal,pemberian makan dan jaminan kesehatan tidak lagi diberikan setelah anak dewasa dan mandiri.Namun kewajiban membimbing,menasehati,dan mengingatkan harus tetap dilakukan sepanjang orangtua masih hidup.
    Begitu juga dalam makalah berjudul;Tanggung jawab orangtua dalam pendidikan anak dala perspektif al-Qur’an dan Hadist,disebutkan bahwa pendidikan Islam digunakan untuk membina manusia dari kecil sampai mati.(long life education),karena pendidikan Islam merupakan pendidikan seumur hidup.Itu sebabnya setiap orangtua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anaknya meliputi;pendidikan aqidah, akhlak,keterampilan dan pengetahuan umum.9
F.Batasan Istilah
    Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami rancangan penelitian ini,maka perlu dikemukakan batasan istilah sebagai berikut:
1.      Tanggung jawab :”Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia W.J.S.Poerwadarminta adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Artinya jika ada sesuatu hal,boleh dituntut,dipersalahkan,diperkarakan,dan sebagainya”.
2.      Anak                    :”Secara etimologi dapat diartikan anak yang sudah berumur enam tahun.Secara terminologi anak adalah masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual”.
3.      Konsep Al-Qur’an :”QS.Al-Baqarah/2:151 dan 233, QS.Ali Imran/3:87,QS An-Nisa/4:9, QS.Al-Anfal/8:72, QS.At-Taubah/9:114 dan 122, QS.An-Nahl/16:78, QS.Al-Isra’/17:36, QS.Al-Mu’minun/23:8, QS.Al-Ahzab/33:72, QS.Al-Ahqaf/46:15 dan19-20, QS.At-Tahrim/66:6, QS.Al-Mudattsir/74:38 dan QS.Al-Alaq/96:1-5.

G. Sumber data dan Metode Pengumpulan data
    Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode penelitian kuualitatif dengan sumber data primer dan sekunder.Data primernya adalah al-Qur’an terjemahan Depaq, sedangkan data sekundernya Tafsir Ibnu Katsir,Terjemah Mukhtarul Ahadist,Asbabun Nuzul,

Sebab-sebab turunnya ayat al-Qur’an karangan Jalaluddin Assuyuti.
    Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tafsir tematik dengan menempuh langkah-langkah sebagaiman yang telah disebutkan oleh Abdul Hay al-Farmawi dalam bukunya yang berjudul;al-Bidayah Fi Tafsir al-Maudhu’iy,dikutip oleh Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A sebagai berikut:
1.      Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik).
2.      Menghimpun ayat-ayat  yang berkaitan dengan masalah masalah tersebut.
3.      Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya disertai pengetahuan asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya).
4.      Memahami kolerasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing.
5.      Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna
6.      Melengkapi pembahasan dengan hadist-hadist yang relevan dengan pokok bahasan
7.      Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-ayat yang sama atau mengkompromikan antara yang ‘am (umum) dan yang khas (khusus),mutlak dan mukayyad (terikat) atau yang pada lahirnya menunjukkan gejala pertentangan,sehingga semuanya bertemu dalam suatu muara,tanpa perbedaan dan pemaksaan.
H.Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data
    Data dan informasi yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisis sesuai dengan jenisnya.Karena tulisan ini jenis penelitian kualitatif dengan alat pengumpul datanya adalah studi dokumen maka data diolah secara deskriptif dan analitif yakni data akan dipaparkan secara terperinci dan dianalisa secara objektif.
    Studi dokumen yang digunakan ialah studi dokumen resmi yang bersifat internal.Yakni studi dokumen yang menggunakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen tertulis yang berhubungan terhadap apa yang diteliti.Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisa (diurai),dibandingkan dan dipadukan (disentesiskan) sehingga membentuk satu kajian yang sistematis,padu,dan utuh


BAB II
PERSPEKTIF AL-QUR’AN TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANGTUA
A.  Ayat-Ayat Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan ditinjau dari  Al-Qur’an Terjemahan DEPAG
Al-Qur’an tidak secara langsung mengemukakan tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan, namun perintah atau statemen tersebut tersirat dalam beberapa ayat yang mengisyaratkan tentang hal itu. Dalam makalah ini,penulis hanya mengambil beberapa sampel saja, karena tidak mungkin penulis membahas secara detail semua ayat tarbiyah. Berikut ini ayat yang menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan:
Q.S.at-Tahrim/66:6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim/66:6).
Q.S.Luqman/31:12-19

وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14)

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16) يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (17) وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19)
Artinya: ”Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(12) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(13) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(14) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15) Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(16) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(17) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.(18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(19)”. (Q.S.Luqman/31:12-19).

Apabila kita perhatikan, terjemahan DEPAG di atas, nampaknya tidak menyebutkan secara eksplisit atau langsung tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya, namun bagi orang-orang yang berpikir dan mengerti tentang al-Qur’an, ayat tersebut dapat dipahami dengan mudah. Maka dapat dikatakan jika dalam terjemahan Depag belum dapat dilihat langsung tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak, kecuali bagi orang-orang yang berpikir dan meneliti tentang al-Qur’an.

B.Ayat-ayat Tentang Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan ditinjau dari Kitab-kitab Tafsir

Q.S. at-Tahrim/66:6

Qurtubi
قال الضحاك : معناه قُوا أنفسكم ، وأهلوكم فَلْيَقُوا أنفسهم ناراً . وروى عليّ بن أبي طلحة عن ابن عباس : قُوا أنفسكم وأْمُرُوا أهليكم بالذكر والدعاء حتى يَقِيَهم الله بكم . وقال عليّ رضي الله عنه وقتادة ومجاهد : قُوا أنفسكم بأفعالكم وقُوا أهليكم بوصِيّتكم

Jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka. Jagalah dirimu dan perintahkanlah keluargamu untuk berdzikir dan berdoa.
Thabari
يا أيها الذين صدقوا الله ورسوله( قُوا أَنْفُسَكُمْ ) يقول: علموا بعضكم بعضا ما تقون به من تعلمونه النار، وتدفعونها عنه إذا عمل به من طاعة الله، واعملوا بطاعة الله.وقوله:( وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ) يقول: وعلموا أهليكم من العمل بطاعة الله ما يقون به. أنفسهم من النار.

Maksudnya ajarilah dirimu dan keluargamu tentang sesuatu yang menyebabkan masuk neraka dan sesuatu yang menyebabkan taat kepada Allah.
Mawardi
{ يا أيها الذين آمَنوا قُوا أَنفُسَكم وأهْليكم ناراً } قال خيثمة : كل شيء في القرآن يا أيها الذين آمنوا ففي التوراة يا أيها المساكين . وقال ابن مسعود : إذا قال اللَّه يا أيها الذين آمنوا فارعها سمعك فإنه خير تؤمر به أو شر تنهى عنه . وقال الزهري : إذا قال اللَّه تعالى : يا أيها الذين آمنوا افعلوا ، فالنبي منهم . ومعنى قوله : { قوا أنفسكم وأهليكم ناراً } أي اصرفوا عنها النار ، ومنه قول الراجز : ولو توقى لوقاه الواقي … وكيف يوقى ما الموت لاقي وفيه ثلاثة أوجه : أحدها : معناه قوا أنفسكم ، وأهلوكم فليقوا أنفسهم ناراً ، قاله الضحاك. الثاني : قوا أنفسكم ومروا أهليكم بالذكر والدعاء حتى يقيكم اللَّه بهم ، رواه ابن أبي طلحة عن ابن عباس .

Maksud dari ayat di atas jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka dengan cara mengajari dirimu dan keluargamu tentang sesuatu yang membuat mereka takut pada neraka.


Jalalain
{ ياأيها الذين ءَامَنُواْ قُواْ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ } بالحمل على طاعة الله { نَاراً وَقُودُهَا الناس } الكفار { والحجارة } كأصنامهم منها ، يعني أنها مفرطة الحرارة تتقد بما ذكر ، لا كنار الدنيا تتقد بالحطب ونحوه { عَلَيْهَا ملائكة } خزنتها عدّتهم { تِسْعَةَ عَشَرَ } [ 31 30 : 74 ] كما سيأتي في المدّثر { غِلاَظٌ } من غلظ القلب { شِدَادٌ } في البطش { لاَّ يَعْصُونَ الله مَا أَمَرَهُمْ } بدل من الجلالة ، أي لا يعصون أمر الله { وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ } تأكيد ، والآية تخويف للمؤمنين عن الارتداد ، وللمنافقين المؤمنين بألسنتهم دون قلوبهم .

Maksudnya jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka dengan senantiasa melakukan ketaatan kepada Allah.

Q.S. Luqman/31:12-19

Qurtubi
الأولى : قوله تعالى : { يابني أَقِمِ الصلاة } وصّى ابنه بعُظْم الطاعات وهي الصلاة والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر . وهذا إنما يريد به بعد أن يمتثل ذلك هو في نفسه ويزدجر عن المنكر

Maksud tafsir di atas adalah hendaklah orang tua menasehati anaknya agar taat kepada allah dengan menjalankan shalat serta amar ma’ruf nahi munkar.

Thabari
يقول تعالى ذكره مخبرا عن قيل لقمان لابنه(يا بُنَيَّ أقِمِ الصَّلاةَ) بحدودها(وأمُرْ بالمعْرُوفِ) يقول: وأمر الناس بطاعة الله، واتباع أمره(وَانْهَ عَنِ المُنْكَرِ) يقول: وانه الناس عن معاصي الله ومواقعة محارمه(وَاصْبِرْ عَلى ما أصَابَكَ) يقول: واصبر على ما أصابك من الناس في ذات الله، إذا أنت أمرتهم بالمعروف، ونهيتهم عن المنكر، ولا يصدّنك عن ذلك ما نالك منهم(إنَّ ذلكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ) يقول: إن ذلك مما أمر الله به من الأمور عزما منه

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang tua wajib memerintahkan dan mengajari anaknya shalat.

Mawardi
{ وَهُوَ يَعِظُهُ } أي يُذكِرُهُ ويؤدبه . { يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكَ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ } يعني عند اللَّه ، وسماه ظلماً لأنه قد ظلم به نفسه ، وقيل إنه قال ذلك لابنه وكان مشركاً ، وقوله { يَا بُنَيَّ } ليس هو حقيقة التصغير وإن كان على لفظه وإنما هوعلى وجه الترقيق كما يقال للرجل يا أُخَيّ . وللصبي هو كُوَيّس


Jalalain
{ وَ } اذكر { إِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يا بَنِى } تصغير إشفاق { لاَ تُشْرِكْ بالله إِنَّ الشرك } بالله { لَظُلْمٌ عَظِيمٌ } فرجع إليَه وأَسلم { وَوَصَّيْنَا الإنسان بوالديه } أمرناه أن يبرّهما { حَمَلَتْهُ أُمُّهُ } فوهنت { وَهْناً على وَهْنٍ } أي ضعفت للحمل وضعفت للطلق وضعفت للولادة { وفصاله } أي فطامه { فِى عَامَيْنِ } وقلنا له { أَنِ اشكر لِى ولوالديك إِلَىَّ المصير } أي المرجع. { وَإِن جاهداك على أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ } موافقة للواقع { فَلاَ تُطِعْهُمَا وصاحبهما فِى الدنيا مَعْرُوفاً } أي بالمعروف : البرّ والصلة { واتبع سَبِيلَ } طريق { مَنْ أَنَابَ } رجع { إِلَىَّ } بالطاعة { ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ } فأجازيكم عليه وجملة الوصية وما بعدها اعتراض { يابنى إِنَّهَا } أي الخصلة السيئة { إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى السموات أَوْ فِى الأرض } أي في أخفى مكان من ذلك { يَأْتِ بِهَا الله } فيحاسب عليها { إِنَّ الله لَطِيفٌ } باستخراجها { خَبِيرٌ } بمكانها { يابنى أَقِمِ الصلاة وَأْمُرْ بالمعروف وانه عَنِ المنكر واصبر على مآ أَصَابَكَ } بسبب الأمر والنهي { إِنَّ ذلك } المذكور { مِنْ عَزْمِ الأمور } أي معزوماتها التي يعزم عليها لوجوبها { وَلاَ تُصَعِّرْ } وفي قراءة تُصَاعِرْ { خَدَّكَ لِلنَّاسِ } لا تُمِلْ وجهك عنهم متكبراً { وَلاَ تَمْشِ فِى الأرض مَرَحًا } أي خيلاء { إِنَّ الله لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ } متبختر في مشيه { فَخُورٍ } على الناس. { واقصد فِى مَشْيِكَ } توسط فيه بين الدبيب والإِسراع ، وعليك السكينة والوقار { واغضض } اخفض { مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الأصوات } أقبحها { لَصَوْتُ الحمير } أوّله زفير وآخره شهيق

Ayat tersebut menunjukkan pendidikan yang diberikan oleh tua kepada anaknya dan orang tua tidak boleh membiarkan anaknya terlantar.
Dari berbagai tafsir diatas tersebut terdapat beberapa tafsir yang ketika menafsiri ayat yang penulis pilih telah langsung menunjukkan tentang kewajiban orang tua terhadap pendidikan anak, namun tidak semua menunjukkan hal itu secara langsung. Keterangan mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan kepada anaknya dapat dilihat dalam keterangan hadits.


C.Hadits Tentang Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan
    Banyak hadits yang mengisyaratkan tentang tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya, walaupun tidak secara langsung. Hadits tersebut dapat berupa hadits tentang pengajaran orang tua kepada anaknya tentang tauhid, tentang shalat dan lain sebagainya.
Penulis akan menyebutkan beberapa hadist yang berkaitan dengan tanggung jawab orangtua.
Dalam rangka menanamkan aqidah kepada anak, pertama kali yang dilakukan oleh orang tua mengajarkan kalimat syahadat kepada anak, dengan memperdengarkan kalimat tersebut kepada anak. Maka sebagai orang tua yang bijaksana dan mempunyai pengetahuan yang tinggi harus mengerti hal tersebut selain mampu mengajari anaknya untuk berpikir dan memberikan ilmu kepada anaknya tersebut. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi sebagai berikut:
Artinya:” Dari Abu Rafi’ dari ayahnya,ia berkata;aku pernah melihat Rasulullah SAW adzan sebagaimana adzan sholat,di telinga Hasan bin Ali pada saat Fatimah melahirkannya.” (HR.Abu Dawud)
    Hal itu dapat dikuatkan oleh adanya  hadist di bawah ini yang Artinya:”Setiap anak yang dilahirkan,adalah fitrah.Tinggal kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai seorang Yahudi,Nasrani,ataupun Majusi.”(HR.Bukhari).
    Tentang tanggung jawab ini disebutkan juga dalam hadist yang Artinya:”Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya,seorang laki-laki adalah pemimpin didalam keluarganya dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang wanita adalah pemimpin,dia akan ditanya tentang kepemimpinannya,seorang pelayan adalah pemimpin didalam harta majikannya,dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang laki-laki adalah pemimpin dalam harta ayahnya,dia akan ditanya tentang kepemimpinannya,maka tiap-tiap dari kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. (HR.Al-Bukhari 2554 dan Muslim 1829).
    Begitu juga dalam hadist yang lain disebutkan:”Dari Samurah,bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda; Setiap anak yang lahir terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh kelahirannya.Rambutnya dicukur dan si bayi diberi nama.” (HR.Ibnu Majah)
    Hadist-hadist diatas menerangkan tentang kewajiban orangtua terhadap anak sebagai tanggung jawabnya yang harus dilakukan menurut konsep Islam.Namun demikian,masih banyak hadist-hadist yang tidak penulis eksplore dalam tulisan ini yang masih berkaitan dengan tanggung jawab orangtua.Sebab menurut penulis hadist tersebut diatas sudah dapat mewakili untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian ini.

BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN

A.Pengertian Tanggung Jawab
    Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W. J. S.Poerwadarminta adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya” artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”.
Seperti yang disampaikan oleh Al-Hadits, Shahih Bukhari – Muslim “Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu”.
Makna dari istilah tanggung jawab adalah siap menerima kewajiban atau tugas. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang hams memulihkan ke dalam keadaan baik. Dan sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.

B.Pengertian Pendidikan

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial penting yang berfungsi mentransformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Keterkaitan pendidikan dengan keadaan sosial sangat erat sehingga pendidikan mungkin mengalami proses spesialisasi dan institusionalisasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kompleks dan modern. Meskipun demikian, proses pendidikan secara menyeluruh tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan informal yang berlangsung di luar sekolah.
   
           Sedangkan menurut Omar Muhammad Ath-Thaumy Asy-Syaibany,sebagaimana dikutp Hasan Basri dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam; Pendidikan sebagai perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tataran tingkah laku individu maupun pada tataran kehidupan sosial, serta pada tataran relasi dengan alam sekitar; atau pengajaran sebagai aktivitas asasi, dan sebagai proporsi di antara profesi-profesi dalam masyarakat. Pendidikan memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Disamping itu, pendidikan juga menekankan aspek produktivitas dan kreativitas manusia sehingga mereka dapat berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat.
   
         Pendidikan dalam arti mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniyah, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya.

C.Pengertian Anak dan Hakikatnya Bagi Orangtua
    Secara etimologi dapat diartikan anak yang sudah berumur enam tahun.Secara terminologi anak adalah masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual.
    Sedangkan hakikat anak bagi orangtua adalah:
1)      Anak adalah Amanah.
Surah Al-Anfal/8:27


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ       

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman,janganlah kalian mengkhianati (amanat) Allah dan Amanat Rasul,dan janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang diamanatkan kepada kalian,sedangkan kamu mengetahui”. (Q.S. al-Anfal/8:27)
       

Surah An-Nisa/4:09

Artinya:”Dan hendaklah takut (kepada Allah daripada melakukan aniaya kepada anak-anak yatim) oleh orang-orang (yang menjadi penjaganya), yang jika ditakdirkan mereka pula meninggalkan anak-anak yang daif (yatim) di belakang mereka, (tentulah) mereka akan merasa bimbang terhadap (masa depan dan keselamatan) anak-anak mereka; oleh itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang betul (menepati kebenaran)”. (Q.S.an-Nisa/4:09)



2)      Anak adalah Batu Ujian Keimanan Orangtua.
Anak adalah sumber kebahagiaan keluarga.Tetapi disisi lain ia pula merupakan batu ujian keimanan.Sebagaimana dijelaskan dalam Surah al-Anfal/8:28:
عَظِيمٌ جْرٌأَ عِندَ اللَّهَ   فِتْنَةٌ وَاعْلَمُواأَنَّمَاأَمْوَالُكُمْأَوْلَادُكُمْوَأَنَّوَهُ  
Artinya:”Dan ketahuilah,bahwa harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah (batu ujian keimanan) dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.”(QS. al-Anfal/8:28)26
3)      Anak adalah Makhluk Independen.
Yang dimaksud dengan makhluk independen dalam hal ini adalah ciptan Allah yang berdiri sendiri,memiliki takdir tersendiri  dan merupakan individu tersendiri yang terlepas dari individu lain termasuk kedua orangtuanya sekalipun.
Orangtua memang berkewajiban merawat,mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Namun perlu disadari bahwa mereka adalah makhluk independen,dimana para orangtua tidak berhak memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka.Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Mu’minun/23:12-14:
 * مّكِينٍ  قَرَارٍ فِي نُطْفَةً جَعَلْنَاهُ ثُمّ * طِينٍ مّن  سُلاَلَةٍ مِن  الإِنْسَانَ  خَلَقْنَا لَقَدْوَ
 فَكَسَوْنَا عِظَاماً الْمُضْغَةَ فَخَلَقْنَا مُضْغَةً لْعَلَقَةَ ا فَخَلَقْنَا عَلَقَةً لنّطْفَةَ ا خَلَقْنَا ثُمّ
الْخَالِقِينَ أَحْسَنُ اللّهُ فَتَبَارَكَ آخَرَ خَلْقاً  أَنشَأْنَاهُ  ثُمّ لَحْماً الْعِظَامَ
Artinya:”Dan sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia (Adam) dari saripatih tanah.Kemudian kami jadikan manusia (berikutnya) dari air mani yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim ibu).Kemudian air mani itu kami ciptakan menjadi segumpal darah,dari segumpal darah kami ciptakan menjadi segumpal daging,dari segumpal daging kami ciptakan menjadi tulang-belulang,lalu kami jadikan tulang-belulang yang terbungkus daging itu sebagai makhluk tersendiri. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. (al-Mu’minun/23:12-14)27
26.ibid.....jilid 4....hal.509
27.ibid....jilid 3.....hal.410.
Kata Khalqun Akhar dalam ayat di atas maksudnya sekalipun anak dilahirkan orangtua,namun pada hakikatnya dia merupakan individu yang berbeda dengan siapapun, termasuk kedua orangtuanya.Bahkan dia juga memiliki takdir tersendiri yang belum tentu sama dengan kedua orangtuanya.
4)      Anak Sebagai Sumber Kasih Sayang.
Surah Al-Furqan/25:74
إِمَامًا لِلْمُتَّقِينَ  وَاجْعَلْنَا أَعْيُ قُرَّةَ  وَذُرِّيَّاتِنَا أَزْوَاجِنَا مِنْ لَنَا هَبْ رَبَّنَ يَقُولُونَ  وَالَّذِينَ
Artinya:”Dan orang-orang yang berkata,”ya Tuhan kami,anugerakanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan/25:74)28
5)      Anak Sebagai Pelestari Pahala
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya:“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”29 (HR. Muslim no. 1631)
D.Hakikat Orang tua bagi Anak
Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu dan bapak.30Orangtua yaitu orang-orang yang bertanggung jawab  atas kelangsungan hidup anak.31

28.ibid......jilid 3......hal.566
29.Imam Muslim, Shahih Imam Muslim......hadist no.1631
30.Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution,Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar                   Anak,(Yogyakarta:Kanisinus,1985).hlm.1
31.Departemen Agama RI.Ilmu Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Proyek Pembinaan Perguruan tinggi Agama Islam,1982).hal.34
Sedangkan menurut Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa “orang tua adalah pembina pribadi utama dalam hidup anak “.32
E.Fungsi Orang Tua terhadap Anak
    Membicarakan fungsi orangtua terhadap anak tidak terlepas dengan membicarakan keluarga. Keluarga dibentuk untuk reproduksi ,keturunan, ini merupakan tugas suci agama yang di bebankan kepada manusia-transmisi pertama melalui fisik.
    Keluarga adalah sebuah tatanan fitrah yang Allah tetapkan bagi jenis manusia. Bahkan para Rasul dan Nabi Allah pun menjalani hidup berkeluarga.Hal itu membuktikan bahwa keluarga adalah sebuah institusi suci,mengandung hikmah dan memiliki misi ilahiah secara abadi.
    Perjalanan keluarga selanjutnya mengharuskan ia bertanggung jawab,bahkan mengharuskan ia menyelengggarakan sosialisasi,memberikan arah pendidikan ,pengisian jiwa yang baik dan bimbinngan kejiwaan.
Menurut Zakiyah Darajat dkk,fungsi orangtua di antaranya :
1.      Pendidik yang harus memberi pengetahuan ,sikap dan keterampilan terhadap anggota keluarga yang lain di dalam kehidupannya
2.      Pemimpin keluarga yang harus mengatur kehidupan anggota
3.      Contoh yang merupakan tipe ideal di dalam kehidupan dunia ,dan
4.      Penanggung jawab di dalam kehidupan baik yang bersifat fisik dan material maupun mental spiritual keseluruhan anggota keluarga.
F.Peran Orang Tua
    Secara Umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak :
1.      Merawat fisik anak,agar anak tumbuh kembang dengan sehat.
2.      Proses sosialisasi anak,agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (keluarga,masyarakat,kebudayaan).
3.      Kesehjateraan psikologis dan emosional dari anak.
G.Kewajiban Orangtua adalah Hak Anak
      Islam telah mengatur hak-hak anak dari orang tuanya. Hak-hak anak dari orang tua berarti kewajiban yang harus dipenuhi orangtua terhadap anak-anaknya. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an ,hadits Rasullullah SAW,maupun atsar sahabat ,di antara hak-hak anak yang harus dipenuhi orang tuanya adalah sebagai berikut:
1.      Hak untuk hidup.(Q.S Al-An’am :151)
2.      Pemberian nama yang baik.
3.      Hak disembelihkan Aqiqahnya.
4.      Hak menerima ASI Dua Tahun(Q.S Al-Baqarah:233 dan Lukman:14)
5.      Hak makan dan minum yang baik.(Q.S Al-Baqarah:233)
6.      Hak diberi rizqi yang ‘thayyib’.(Q.S Al-Maidah 88)
7.      Hak mendapatkan pendidikan agama yang baik.
8.      Hak mendapat pendidikan shalat.
9.      Hak mendapat tempat tidur terpisah antara laki-laki dan perempuan.
10.  Hak mendapat pendidikan dengan pendidikan adab yang baik.
11.  Hak mendapat pengajaran dengan pelajaran yang baik.
12.  Hak mendapat pengajaran al-Qur’an.
13.  Hak mendapat pendidikan dan pengajaran baca tulis.
14.  Hak mendapat perawatan dan pendidikan kesehatan.
15.  Hak mendapat pengajaran keterampilan.
16.  Hak mendapat tempat yang baik dalam hati orang tua.
17.  Hak mendapat kasih sayang.
  H.Langkah-langkah dalam mendukung Perkembangan  Pendidikan Anak
    Adapun langkah-langkah dalam yang dapat dilakukan orangtua dalam mendukung perkembangan belajar anak adalah:
1.      Memahami cara belajar anak.
2.      Memahami fitrah (Sifat bawaan) anak.
3.      Menggunakan pendekatan metode.

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT ORANGTUA MENINGGALKAN

TANGGUNG JAWABNYA

A.Faktor-faktor Penyebab Anak ditelantarkan

1.      Kelalaian (faktor keluarga).
Keluarga merupakan faktor yang paling penting yang sangat berperan dalam pola dasar pendidikan anak.Kelalaian orangtua terhadap anak menyebabkan anak merasa ditelantarkan. Anak-anak sebetulnya tidak hanya membutuhkan perlindungan semata, tetapi juga perlindungan orangtuanya untuk tumbuh berkembang secara wajar.
2.      Faktor Pendidikan.
Akibat krisis kepercayaan pada arti pentingnya sekolah dilingkungan komunitas masyarakat miskin sering terjadi kelangsungan pendidikan anak cenderung ditelantarkan.
3.      Faktor sosial,politik,dan ekonomi
Akibat situasi krisis ekonomi yang tak kunjung selesai,pemerintah mau tidak mau memang harus menyisihkan anggaran untuk membayar utang dan memperbaiki kinerja perekonomian jauh lebih banyak daripada anggaran yang disediakan untuk fasilitas kesehatan,pendidikan, dan perlindungan sosial anak.
4.      Kelahiran diluar Nikah
Seorang anak yang kelahirannya tidak dikehendaki menyebabkan orangtua tidak mau bertanggung jawab.Sehingga untuk menutupi aibnya,mereka lebih suka menelantarkan anak dengan membuat anak tersebut.

B.Akibat yang muncul karena Menelantarkan Anak

    Permasalahan yang dapat ditimbulkan akibat orangtua tidak bertanggung jawab terhadap anaknya yaitu penelantaran.Hal tersebut dapat menimbulkan dampak buruk diantaranya:
  • Munculnya Pengemis.
Anak-anak yang terlantar pada umumnya akan menjadi pengemis sebagai akibat dari tekanan ekonomi,sehingga untuk mempertahankan hidupnya dengan cara meminta-minta didepan umum.
  • Munculnya Kenakalan Anak dan Kriminalitas.
Kenakalan anak dan kriminalitas terjadi dikarenakan tekanan hidup yang mendesak,maupun kehidupan dimasa depan yang suram dan sebagai kompensasinya muncul kenakalan dan kriminalitas dari anak yang hidupnya terlantar.
  • Munculnya  Pengangguran.
Pemenuhan kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi seperti kebutuhan akan pendidikan sebagai bekal hidup dimasa yang akan datang,maka banyak anak-anak menganggur atau tidak mempunyai keahlian dan keterampilan tertentu. 

C.  Penanggulangan 

Upaya penanggulangan anak terlantar semestinya dikembangkan dari tahun ke tahun dengan program-program pokok sebagai berikut:
  1. Program penaggulngan anak terlantar berbasis masyarakat.
  2. Perlindungan Sosial bagi anak terlantar.
  3. Program pemberdayaan anak terlantar.
  4. Progam pengembangan Asuransi sosial bagi anak terlantar
Dari uraian diatas dapat penulis kemukakan akibat yang ditimbulkan karena orangtua tidak bertanggung jawab kepada anaknya yaitu terlantarnya anak.Hal tersebut merupakan akibat orangtua yang melalaikan hak-hak anaknya.
Ternyata faktor-faktor akibat penelantaran tersebut dilatarbelakangi faktor ekonomi,faktor pendidikan,faktor keluarga,dan kurangnya kesadaran orangtua akan kewajibannya terhadap anak.
BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
 
Dari pemaparan penelitian diatas,dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu:
  1. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam telah mewajibkan setiap orangtua untuk bertanggung jawab kepada anak-anaknya.
  2. Aspek-aspek yang termasuk dalam tanggung jawab orang tua meliputi: aspek pendidikan,kesehatan,kesejahteraan,pemberian makan yang halal dan baik, keamanan, dan perlindungan.   
  3. Fungsi dan peran orangtua dalam melaksanakan tugas yang diemban dari Allah Swt ini,turut menentukan pembentukan dan perkembangan generasi mendatang agar menjadi generasi yang shalih dan shalihah.Dan setiap orangtua kelak mendapatkan manfaatnya tidak saja didunia,bahkan sampai kelak di akhirat.
  4. Dampak yang ditimbulkan apabila orangtua tidak mau bertanggung jawab atau melalaikan anak sangatlah buruk.Sebab, akan semakin banyak anak terlantar dan tentunya semakin banyak pula anak-anak yang menjadi pengemis,gelandangan,dan pengangguran.Hal ini akan menimbulkan masalah kriminalitas dan kenakalan remaja.
  5. Idealnya,apabila orangtua memiliki kesadaran bertanggung jawab ini benar-benar terwujud  dalam kehidupan keluarga,dapat dipastikan tidak ada anak yang terlantar yang dapat menimbulkan keresahan  dalam masyarakat.

B.SARAN SARAN
  1. Hendaknya setiap orangtua menyadari bahwa mereka telah dipilih oleh Allah Swt untuk menerima amanah berupa anak agar amanah tersebut tidak dosia-siakan apalagi ditelantarkan.
  2. Hendaknya orangtua benar-benar melaksanakan fungsi dan peran dalam pendidikan anak-anaknya agar terwujud generasi yang cerdas,beriman,dan bertaqwa.
  3. Hendaknya semua pihak saling membantu dan mengingatkan betapa penting arti tanggung jawab orangtua kapada anaknya,karena hal ini menyangkut masa depan anak.Hubungan kerjasama semua pihak dapat diharapkan mengatasi dampak buruk yang ditimbulkan seperti;anak terlantar,gelandangan,dan pengemis.

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’i,M.Nasib ,Ringkasan Tafsir ibnu katsir,(Jakarta:Gema insani.1999)
Dawud,Abu,Sunan Abu  Dawud.(Beirut:Dar al-Ma’arif,t.th.,)
Departemen Agama RI.Ilmu Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Proyek Pembinaan Perguruan tinggi Agama Islam,1982).
Darajat, Zakiyah,Imu pendidikan Islam,(Jakarta.:Bumi Aksara ,1997 ).hlm.56
Darajat,Zakiyah dkk,Islam untuk Disipilin Ilmu pendidikan ,(Jakarta.:Bula Bintang ,1987 ).
Eriyanto,Analisis isi,(Jakarta:Prenada Media Group.2011)cet.1.
Halim,M.Nippan Abdul ,Anak shaleh Dambaan Keluarga,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,2003)   cet.3
Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
Hurlock, Elizabet B.,Psikologi Perkembangan,suatu pendekatan sepanjang Rentang kehidupan.Edisi kelima.
http:/benradit word press.com/2012/04/14/anak jalanan.
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/16/tanggung-jawab-orang-tua-terhadap-pendidikan-dalam-perspektif-al-quran-dan-hadits.
http://qois.blogspot.com/2012/03/hak-hak-anak-dari-orangtuanya.html
Imam Bukhari,Shahih Bukhari,hadist nomor 1296,(Beirut Dar al-Ma’arif,t.th.,)
Lubis Salam,Keluarga Sakinah,(Surabya:Terbit Terang,t.th),
Majah, Ibnu,Sunan Ibnu Majah,hadist nomor 3661,juz11,(Beirut:Dar al-ma’arif,t.th.,)
Nasution,Thamrin dan Nurhalijah Nasution,Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,(Yogyakarta:Kanisinus,1985).
Nugraha,Ali dan Neny Ratnawati,Kiat-kiat Merangsang kecerdasan anak,(Jakarta:Pustaka Swara,2003).cet1
Saebani,Beni Ahmad dan Hendra Achdhiyat. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. (Bandung: Pustaka Setia, 2009).
Sitorus,Masganti,Metodologi Penelitian Pendidikan Islam,IAIN.Press,2011.
Syaodih,Nana Sukmadinata,landasan Psikologi Proses pendidikan (Bandung:Rosda Karya.2003)cet.1
Tafsir,Ahmad,ilmu pendidikan dalam perspektif Islam,(Bandung: Rosda Karya,2001)
W.J.S.Poerwadarminta.Kamus Besar Bahasa Indonesia.1985

0 Response to "Pengertian dari masa pubertas"

Post a Comment